Setelah peluncuran bertahap di negara lain, raksasa media sosial Tiongkok, TikTok, mulai menawarkan layanan barunya di Brasil pada paruh pertama tahun 2025, dengan janji akan menguasai sebagian pasar e-commerce negara tersebut: TikTok Shop. Dengan memperhatikan tren ini, TikTok telah melayani permintaan ini sejak Mei, yang telah menghasilkan hasil positif bagi para kliennya.
Dengan TikTok Shop, merek dan pembuat konten dapat menjual produk dalam jejaring sosial tersebut melalui video, siaran langsung, dan fitur Showcase, di mana pengguna cukup mengeklik ikon untuk membeli produk langsung dari platform.
Agar layanan ini tersedia bagi pelanggannya, Social harus menyusun operasinya agar sesuai dengan metode pengiriman TikTok Shop: bila jumlah pesanan per hari kurang dari sepuluh, barang harus dibawa ke titik pengambilan; di atas itu, saluran tersebut mengambil barang secara langsung.
"Menjadi pengadopsi awal "Hal ini sudah menjadi bagian dari budaya Social, baik dalam mengadopsi kanal penjualan digital baru maupun teknologi baru. Dalam kasus TikTok, kami memiliki klien yang menerima tantangan dan bergabung dengan kami, berkontribusi pada pengembangan strategi penjualan yang selaras dengan profil kanal tersebut. Setiap implementasi memiliki tantangannya masing-masing, tetapi hasil yang dicapai menunjukkan kekuatan lingkungan baru ini," ujar Danilo Luta, Direktur Operasional Social.
Klien Social telah menunjukkan hasil yang luar biasa dengan fitur penjualan baru ini. Vic Beauté, merek kecantikan asal Brasil, telah berinvestasi di TikTok Shop sejak diluncurkan di Brasil pada Mei 2025 dan penjualannya tumbuh sebesar 72% di kanal tersebut. Rencana mereka, yang menghasilkan kinerja impresif ini, mencakup strategi perdagangan langsung yang terintegrasi dengan perencanaan digital, di samping pengiriman produk yang gesit yang dijamin oleh Social.
Beyoung, juga klien Sosial, mendemonstrasikan potensi alat baru tersebut setelah menyelenggarakan siaran langsung malam hari selama satu jam, di mana 115 pesanan dilakukan, menghasilkan pendapatan melebihi R$10.000 selama periode tersebut.
"Hasil yang mengesankan ini menunjukkan bahwa TikTok tidak akan sekadar menjadi kanal lain dalam portofolio kami. Kami telah memperdalam percakapan untuk memperkuat hubungan dan menciptakan lebih banyak peluang, baik bagi klien yang sudah beroperasi di kanal ini maupun bagi klien baru yang ingin memposisikan merek mereka di ruang penjualan ini," lapor eksekutif tersebut.
Di saat yang sama, Social mendukung beberapa kliennya yang belum dapat menggunakan platform baru untuk beradaptasi dengan kebijakan dan aturan kanal. "Kami memiliki tim yang terspesialisasi, baik dalam strategi maupun pelaksanaan operasional. Tujuan kami adalah mencapai volume penjualan yang semakin solid dan representatif di TikTok, dengan memantau dan mendukung adopsi klien yang sedang mempersiapkan diri untuk memanfaatkan kanal ini," pungkas Luta.