Sebuah laporan terbaru yang dirilis oleh TikTok menunjukkan bahwa iklan yang dibuat oleh kreator konten, yang disebut "iklan yang dipimpin kreator," menghasilkan 70% lebih banyak klik (rasio klik-tayang, CTR) daripada kampanye tradisional yang diproduksi oleh merek, sambil mempertahankan biaya per seribu tayangan (CPM) yang sama. Lebih jauh lagi, kampanye ini menghasilkan 159% lebih banyak interaksi daripada iklan yang tidak dibuat oleh influencer.
Laporan tersebut, yang menganalisis data kampanye antara Februari 2024 dan Januari 2025, mengaitkan perbedaan tersebut terutama pada tiga faktor: penguasaan kreator terhadap budaya dan format platform, kemampuan mereka untuk menghasilkan konten dengan frekuensi tinggi secara cepat, dan, yang terpenting, tingkat kepercayaan yang telah mereka bangun dengan pengikut mereka.
Bagi Fabio Gonçalves, direktur talenta Brasil dan Amerika Utara di agensi Viral Nation dan seorang veteran di pasar pemasaran influencer, angka-angka ini mengkonfirmasi tren yang sudah terlihat sebelumnya.
“Yang kita lihat adalah kampanye influencer memberikan lebih dari sekadar visibilitas; kampanye ini memberikan hasil. CPM tetap sama, menunjukkan bahwa biaya tidak meningkat; yang berubah adalah efektivitasnya. Iklan yang dibuat oleh kreator benar-benar terhubung dengan audiens, berbicara dalam bahasa mereka, dan memiliki otoritas. Ini menghasilkan klik, konversi, dan nilai nyata bagi merek,” ujarnya.
Dalam konteks TikTok, CPM — atau biaya per seribu tayangan — terus digunakan sebagai tolok ukur perencanaan media. Namun, laporan tersebut menyoroti bahwa, bahkan dengan mempertahankan parameter ini, iklan yang dibuat oleh influencer berkinerja jauh lebih baik. Hal ini mendefinisikan ulang bagaimana merek harus mengevaluasi laba atas investasi dalam periklanan digital.
Laporan TikTok juga menunjukkan bahwa banyak tim pemasaran internal kesulitan untuk meniru kelincahan produksi dan format autentik dari para kreator. Kemampuan para influencer untuk merancang, merekam, dan mempublikasikan sebagai bagian dari rutinitas harian mereka memberikan skala dan kelincahan yang sulit dicapai dengan skrip merek konvensional.
“Dalam model tradisional, Anda akan berurusan dengan birokrasi, persetujuan tata letak, produksi, dan tenggat waktu yang panjang. Seorang kreator mengendalikan seluruh siklus, dari ide hingga publikasi. Ini mempercepat hasil. Selain itu, mereka menyampaikan konten ini dalam konteks kepercayaan yang telah dibangun dengan komunitas mereka, yang sangat meningkatkan efektivitas pesan,” jelas Fabio.
Bagi agensi-agensi di pasar, data ini memperkuat pentingnya mengintegrasikan pembuatan konten oleh kreator ke dalam perencanaan strategis merek. Menurut Fabio, ini adalah era baru periklanan: “Tidak cukup hanya memiliki produk terbaik atau anggaran terbesar; yang terpenting adalah memiliki suara yang autentik dan tulus. Di Viral Nation, kami memahami bahwa peran kami sekarang adalah menghubungkan merek dengan kreator yang benar-benar terlibat dengan audiens mereka, memberikan dukungan yang diperlukan, dan memastikan bahwa kampanye tersebut dapat diskalakan, berkualitas tinggi, dan efisien.”
Dengan hasil yang mengesankan dan biaya yang kompetitif, "iklan yang dipimpin kreator" di TikTok menunjukkan masa depan di mana pengaruh dan kreativitas individu mendefinisikan kembali kinerja periklanan online.
Riset lengkapnya dapat diakses di: https://ads.tiktok.com/business/en-US/blog/tiktok-creator-advantage?redirected=1 .

