Model-model seperti kerja jarak jauh, jam kerja fleksibel, dan pengurangan minggu kerja semakin umum, menanggapi tuntutan baru akan fleksibilitas dan keseimbangan kehidupan kerja. Menurut (PNAD Contínua ), yang dirilis oleh Institut Geografi dan Statistik Brasil (IBGE), pada tahun 2022, Brasil mencatat sekitar 9,5 juta orang bekerja jarak jauh, mewakili sekitar 9,8% dari total populasi pekerja yang tidak absen dari pekerjaan.
Bagi Juliano Dias, CEO Meetz, penerapan kantor dari rumah telah membawa banyak manfaat. "Model ini telah terbukti menjadi solusi efektif untuk berbagai tuntutan fleksibilitas. Hal ini tidak hanya mengurangi waktu dan stres yang terkait dengan perjalanan, tetapi juga memungkinkan karyawan menciptakan lingkungan kerja yang memenuhi kebutuhan individual mereka, terlepas dari lokasi geografis mereka," ujarnya.
Lebih lanjut, bekerja dari rumah telah memainkan peran penting dalam penerapan jadwal kerja alternatif, sebuah inovasi yang semakin mengukuhkan diri sebagai tren penting di pasar kerja. Kategori ini memungkinkan karyawan untuk menyesuaikan jadwal mereka dengan tanggung jawab pribadi mereka, dan fleksibilitas ini dapat meningkatkan kepuasan karyawan dan, akibatnya, meningkatkan produktivitas.
“Ketika kita berbicara tentang jadwal kerja alternatif, kita memikirkan tentang kualitas hidup, tentang kemampuan untuk menawarkan karyawan kita kemungkinan untuk bersama keluarga mereka, tidak perlu menghabiskan waktu berjam-jam untuk bepergian ke perusahaan, dan dapat menikmati hidup dengan cara yang lebih santai,” jelas Dias.
Selain manfaat individual, praktik-praktik ini juga memberikan keuntungan bagi perusahaan. Dengan menerapkannya, organisasi dapat mendiversifikasi tenaga kerja mereka dengan orang-orang dari berbagai daerah di negara ini, menghadirkan perspektif yang berbeda tentang budaya, inovasi, dan pembelajaran. Selain memastikan lingkungan yang lebih produktif, perusahaan dapat merasakan peningkatan motivasi dan keterlibatan. Namun, penting bagi perusahaan untuk menerapkan strategi yang tepat dalam mengelola tim jarak jauh, serta menjaga komunikasi dan kolaborasi yang efektif.
Perubahan-perubahan ini merupakan konsekuensi dari realitas pasar baru, yang tidak lagi mau menerima jadwal kerja yang tidak menghargai karyawan mereka, seperti jadwal 6x1. "Transformasi dalam praktik kerja merupakan peluang untuk menciptakan lingkungan yang lebih fleksibel dan inklusif. Perusahaan yang mengadopsi perubahan ini berada di posisi yang tepat untuk menarik dan mempertahankan talenta, serta mengoptimalkan operasional mereka," tambah Dias.
Teknologi telah menjadi krusial dalam memungkinkan metode kerja baru ini. Alat kolaborasi daring, platform manajemen tugas, dan perangkat lunak konferensi video sangat penting untuk menjaga produktivitas dan komunikasi dalam lingkungan kerja jarak jauh. "Penerapan teknologi yang tepat sangat penting bagi kesuksesan. Penting untuk berinvestasi dalam solusi yang adil yang dapat menjamin komunikasi yang efektif dan manajemen aktivitas yang efisien, di mana pun karyawan berada, seperti obrolan, konferensi video, dan platform manajemen proyek yang memungkinkan semua karyawan untuk berpartisipasi," jelas Juliano Dias.
Lebih lanjut, teknologi bantu, seperti perangkat lunak dan perangkat adaptif, memainkan peran penting dalam memastikan otonomi dan inklusi bagi seluruh karyawan. Perangkat ini memungkinkan semua karyawan, terlepas dari keterbatasan fisik, sensorik, atau geografis mereka, untuk berpartisipasi penuh dalam aktivitas profesional.
Faktor positif lainnya adalah implikasi signifikan bagi perekonomian dan lingkungan. Mengurangi perjalanan harian dapat menurunkan biaya transportasi bagi karyawan dan mengurangi kemacetan di kota-kota besar. Lebih lanjut, berkurangnya perjalanan harian menghasilkan emisi gas polutan yang lebih rendah, yang berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.
Selama pandemi Covid-19, kita menyaksikan peralihan dari metode kerja tatap muka ke metode kerja jarak jauh. Menurut analisis IEA (Badan Energi Internasional), jumlah minyak yang dihemat di seluruh dunia selama periode ini mencapai 11,9 juta ton per tahun, setara dengan sekitar 250.000 barel per hari. Setelah penghitungan umum, tercatat penurunan konsumsi sekitar 24 juta ton emisi CO2.
Perubahan ini tidak luput dari perhatian masyarakat umum. Dalam survei yang ditugaskan oleh GoTo by LogMeIn dan dilakukan oleh OnePoll, ditemukan bahwa rata-rata, sekitar 50,32 jam per hari dihabiskan untuk perjalanan ke tempat kerja. "Kami mengamati tidak hanya dampak positifnya terhadap kehidupan karyawan, tetapi juga kontribusi yang signifikan terhadap keberlanjutan. Ini adalah situasi yang saling menguntungkan," tambah Dias.
Dan itu tidak berhenti di situ. Masa depan dunia kerja sedang terbentuk dengan lebih banyak fleksibilitas dan inovasi. Perusahaan yang merangkul perubahan ini akan lebih siap menghadapi tantangan dan meraih peluang di pasar kerja yang terus berkembang. "Kita baru berada di awal transformasi besar. Kita akan terus mencari cara untuk meningkatkan dan mengadaptasi proses kita guna menawarkan lingkungan kerja yang semakin fleksibel, efisien, dan inklusif," pungkas Juliano.

