Sektor ritel Brasil mencatatkan pertumbuhan tertinggi dalam 12 tahun pada tahun 2024, dengan peningkatan penjualan sebesar 4,7%, menurut IBGE (Institut Geografi dan Statistik Brasil). Namun, prospek untuk tahun 2025 menunjukkan perlambatan di bidang ini, yang seharusnya memotivasi perusahaan untuk mencari solusi inovatif guna mempertahankan daya saing. Dalam skenario ini, BRLink, perusahaan layanan cloud terkemuka di Brasil, menonjol dengan menawarkan teknologi canggih berbasis Kecerdasan Buatan (AI) dan Pembelajaran Mesin (ML) untuk meningkatkan pengalaman konsumen dan mengoptimalkan proses internal. Dengan keahlian yang luas dalam data dan AI generatif, BRLink telah mendukung segmen ritel dalam transisinya ke cloud publik, membantu perusahaan memecahkan tantangan bisnis dan meningkatkan efisiensi operasional.
Penggunaan alat-alat ini secara efektif, misalnya, dapat membantu peritel mengubah data menjadi wawasan yang berharga. “Masa depan ritel akan dibentuk oleh kemampuan untuk mengumpulkan, memproses, dan menafsirkan sejumlah besar informasi,” kata Guilherme Barreiro, direktur BRLink. “AI memungkinkan mereka yang bertanggung jawab atas perusahaan-perusahaan ini untuk mengantisipasi permintaan, mempersonalisasi pengalaman konsumen, dan meningkatkan efisiensi operasional.”
Barreiro juga mengomentari sebuah studi oleh Capgemini Research Institute, yang menunjukkan bahwa 46% konsumen antusias dengan AI generatif dalam belanja online mereka dan bahwa 58% telah mengganti mesin pencari tradisional dengan alat GenAI sebagai referensi untuk rekomendasi produk dan layanan. “Konsumen menginginkan personalisasi dan kecepatan. Dengan AI, dimungkinkan untuk menawarkan rekomendasi yang disesuaikan dan mengoptimalkan interaksi, membuat setiap pengalaman belanja lebih efisien,” katanya.
Untuk memaksimalkan manfaat AI dan ML di sektor ritel, Barreiro merekomendasikan empat strategi penting:
1. Tetapkan tujuan yang jelas. "Investasi dalam AI harus selaras dengan tantangan bisnis, seperti peramalan permintaan, manajemen inventaris, dan personalisasi penawaran."
2. Susun data secara cerdas. "Kualitas data sangat penting untuk keberhasilan inisiatif AI. Data yang terfragmentasi atau tidak konsisten dapat mengurangi efektivitas algoritma."
3. Mengadopsi solusi yang skalabel: "Teknologi AI harus diimplementasikan secara fleksibel, memungkinkan penyesuaian seiring perkembangan pasar dan perubahan perilaku konsumen."
4. Menjamin keamanan dan privasi. "Penggunaan data secara cerdas harus diimbangi dengan strategi untuk melindungi privasi dan mematuhi peraturan."
Menurut eksekutif tersebut, dengan menggunakan algoritma canggih, peritel juga dapat mengoptimalkan inventaris, memprediksi tren konsumsi, dan mengurangi pemborosan. “Selama tanggal-tanggal strategis, seperti Hari Ibu dan Black Friday, model pembelajaran mesin memungkinkan peramalan permintaan dan penyesuaian distribusi produk dengan lebih tepat. Dengan menganalisis data historis dan pola perilaku, dimungkinkan untuk mengoptimalkan manajemen inventaris, meminimalkan kerugian, dan memastikan bahwa produk yang tepat tersedia pada waktu yang ideal,” jelasnya.
Terakhir, direktur BRLink menyoroti bahwa tren untuk tahun 2025 juga mencakup perluasan toko tanpa kasir dan penggunaan robot inventaris serta kendaraan pengiriman otonom. Lebih lanjut, pembayaran seluler dan nirsentuh diperkirakan akan tumbuh 12,4% setiap tahun hingga 2034, menurut IntelliPay. “Transformasi digital ritel tidak dapat dihindari. Perusahaan yang mengadopsi AI lebih siap untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin menuntut, memastikan kecepatan, keamanan, dan kenyamanan. Komitmen BRLink adalah membantu mereka memposisikan diri secara strategis di pasar yang semakin dinamis dan berbasis data,” pungkasnya.

